Senin, 03 Juni 2013
PULAU LUMPUR DAN WANAMINA: SUB SISTEM PENANGGULANGAN LUSI MUD VOLCANO: PENJAJAKAN AWAL (2010) ACARA ‘GEBYAR TANJUNG LUM...
PULAU LUMPUR DAN WANAMINA: SUB SISTEM PENANGGULANGAN LUSI MUD VOLCANO: PENJAJAKAN AWAL (2010) ACARA ‘GEBYAR TANJUNG LUM...: PENJAJAKAN AWAL ACARA ‘GEBYAR TANJUNG LUMPUR MUSIM PANAS 2010’ Langkah awal dan penjajakan, sebagai tindak lanjut arah...
PENJAJAKAN AWAL (2010) ACARA ‘GEBYAR TANJUNG LUMPUR MUSIM PANAS 2010’
PENJAJAKAN AWAL
ACARA ‘GEBYAR TANJUNG LUMPUR
MUSIM PANAS 2010’
Langkah awal dan penjajakan,
sebagai tindak lanjut arah kebijakan
Presiden RI untuk pengembangan Zona Pesisir Tanjung Lumpur secara terpadu (integreted coastal zone manament) yang dapat
menciptakan nilai tambah ekonomi, sosial dan perlindungan lingkungan
Even-1 (pionir) Penerjunan Bebas (Sky
diving jump)
Dengan Pendaratan di Tanjung Lumpur
Dikontribusikan oleh Hardi Prasetyo
Anggota Persatuan Terjun Payung AVES
Ketua Hakim Pertandingan (Chief Judge
Competation) Kejuaraan Terjun Payung Nasional (Kejurnas) di Bandung
Pernyataan tujuan
(Statement Purpose)
Ø Dokumen ini merupakan rangkuman proses pengembangan pemikiran
kreatif (creative thinking development) melalui
proses brainstorming, untuk
mendapatkan tanggapan dari pihak-pihak yang relevan. Selanjutnya sebagai alat
bantu yang handal untuk pertimbangan kelayakan dan tindak lanjutnya ke depan.
Ø Dalam alur pikir ‘The
Golden Way’ pemikiran kreatif ini merupakan suatu impian (dreaming) atau visi (vision) yang berorientasi ke depan (futurist).
Ø Dalam alur pikir pengembangan gagasan yang konvensional
(Khong Hu Tju) pemikiran kreatif ini merupakan perwujudan Lie pertama (the first Lie) dari 10 Lie jalan yang
harus ditempuh.
Ø Sehingga bila digabungkan proses berpikir modern dan
konvensional adalah bagaimana bermimpi suatu gagasan ke depan, selanjutnya langsung
mengawali lie pertama, dari keseluruhan sepuluh
lie jalan yang harus ditempuh. Dalam kaitan ini dimulai dengan menformulasikan
impian atau visi ke depan!
Apa itu GEBYAR
PULAU LUMPUR- MUSIM PANAS 2010?
Ø Merupakan suatu rangkaian kegiatan publik bernuansa
Hiburan, Wisata, dan Olahraga yang dipusatkan di Tanjung Lumpur, Pulau hasil
reklamasi seluas sekitar 80 hektar, di muara Kali Porong, dilaksanakan pada
musim panas (dry session).
Apa Bentuk
kegiatan (Opsi-1)?
Opsi 1 (rasio
kesulitan kecil, pemberdayaan peserta dari berbagai aspek, dan sebagai pemicu
(triggering) kegiatan lainnya yang berjangka menengah-panjang yang memerlukan
waktu, perencanaan, dana besar)
Ø Terjun bebas (free
fall) bersifat ‘fun jump’ oleh
Peterjun Profesional dari klub anggota FASI dan dari TNI dan Polri (terpilih),
yang akan mendarat pada sasaran droping
zone di Pulau Lumpur
Ø Arung Rubber Craft
dan Cano bersifat ‘Fun Sail’ oleh
peserta profesional (Anggota Klub) perwakilan TNI dan POLRI, dengan mengitari Tanjung Lumpur;
Ø Lomba memancing ikan (terbatas) dari anjungan sisi
selatan Tanjung Lumpur.
Ø Lomba fotografi ‘integrated
coastal zone management’ Tanjung Lumpur: Ekonomi, Sosial, Lingkungan.
Ø Jambore Tim SAR
terbatas Tim BPLS, Pemda, dan DESDM (awal pembicaraan).
Apa latar
belakang even tersebut?
Ø Bapak Presiden RI telah menberikan arah kebijakan
bahwa ke depan Tanjung Lumpur dikembangkan baik berorientasi pada aspek keekomian
maupun pada perlindungan lingkungan. Untuk itu Presiden RI juga telah menginstruksikan
kepada BPLS untuk dilakukan pengkajian secara komprehensif terhadap isu ‘Apa
Perencanaan Tanjung Lumpur ke Depan’?
Ø Bapak Presiden juga telah memberikan arah kebijakan
bahwa ke depan PAT Lusi dapat dikembangkan sebagai suatu Wisata Geologi (mud
volcano), yang intinya menstransformasi wacana dan kondisi dari Bencana
menuju Manfaat,
Ø Pengembangan Wisata di PAT dan Zona Pesisir di Tanjung
Lumpur harus mempunyai kaitan satu dengan lainnya dalam tatanan sistem Peningkatan
Penanganan Lumpur Sidoarjo ke depan
Ø Penyusunan ‘Rencana Strategi dan Operasi’ dan Peta
Jalan (Road Map) harus dibarengi
dengan langkah-langkah uji coba dan proses brain storming yaitu koleksi
kegiatan-kegiatan yang potensial.
Apa Rasionalisasi
Even Terjun Bebas (Free Fall Jump)
sebagai Prioritas-1 (bisa dilaksanakan sebagai pionir, memerikan implikasi
luas)
Ø Kredibilitas
Pengusul terkait: Penulis masih
terdaftar sebagai anggota (No. 27) pada Persatuan Terjun Payung AVES (Jawa
Barat), dan pernah ditunjuk sebagai Hakim Ketua Pertandingan (chief Judge
Competion) pada Kerjunas Terjung Payung di Bandara Bandung. Sehingga mempunyai
landasan informasi dan kompetensi;
Ø Para Peterjun
Bebas (sky divers) selalu haus dan mengimpikan untuk dapat terjun dan pada
Landing Zone yang baru apa lagi penuh daya tarik dan unik: Para peterjun professional, sebagaimana layaknya
pemain golf professional, selalu mencari tantangan dan impian untuk dapat
melakukan penerjunan dan mendarat pada zona pendaratan yang mempunyai nilai
keunikan dan kenangan. Seperti di dalam stadion
utama Senayan, di pantai Kuta, di dekat Candi Borobudur. Pulau Lumpur di Muara
Kali Porong memenuhi kriteria.
Ø Para Peterjun
hanya memerlukan DZ radius 1 m: Para peterjun
profesional, umumnya hanya memerlukan tempat pendaratan dengan ruang radius 1 meter, bila dibandingkan
dengan luas keseluruhan Pulau Lumpur sekitar 80 hektar. Sehingga sangat
memenuhi syarat.
Ø DZ yang lunak
untuk keamanan pendaratan: Para peterjun
umum apalagi profesional sangat senang bila lokasi pendaratan dari dari bahan
yang lunak seperti pasir atau rumput. Pulau Lumpur dibangun dengan material
berasal dari hasil reklamasi dengan komposisi pasiran, sehingga sangat memenuhi
kriteria.
Ø Tersedia sarana take
off pesawat atau heli yang relatif dekat: Sarana utama yang diperlukan untuk ‘penerjunan’ adalah pesawat terbang
atau helikopter untuk menuju dropping zone, dengan lokasi dan fasilitas take
off dengan jarak yang dekat dari DZ. Lokasi Tanjung Lumpur yang berjarak
terbang relatif dekat dengan Bandara Internasional Juanda atau Pusnerbal TNI AL
memenuhi kriteria. Alternatif yang sangat mungkin, adanya heliped di Tanjung
Lumpur, dengan mendapatkan bagian yang mempunyai kepadatan tinggi (disebelah
barat). Sehingga cukup ideal untuk melakukan pencapaian DZ yang relatif cepat
(waktu tempuh). Bahkan akan luar biasa bila take off dengan helikopter dari
Pulau Lumpur sendiri.
Ø Sebagai cabang
olah raga ekstrim yang relatif baru di Indonesia, Induk organisasi (FASI) dan TNI?PORLI
sudah biasa bergotong royong untuk mewujudkan impian semua pihak: Untuk even yang diusulkan rasio kelayakan dan
keberhasilan dimungkinkan tanpa memerlukan investasi yang besar, karena para
peterjun akan berpartisipasi secara sukarela.
Umumnya FASI atau Klub seperti AVES dapat
mengkontribusikan secara mandiri, antara lain dengan mengerahkan peterjun
profesional yang dipilih, dan mengusahakan mendukung ketersediaan pesawat atau
helikopter.
Demikian pula Tim TNI (marinir, TNI AD dari Kodam, dan Brimob
Polri) akan mendukung sebagai bagian dari kegiatan Pelatihan Rutin, yang dalam
hal ini hanya dipindahkan lokasinya pada DZ di Tanjung Lumpur.
Ø Kemanfaatan:
(1)
Langkah nyata
pengembangan Tanjung Lumpur sebagai tindak lanjut arah kebijakan Presiden RI, sehingga
ada contoh nyata sebagai uji coba
kelayakan;
(2)
Mempopulerkan
Tanjung Lumpur sesuai Renstra BPLS dan arus keutamaan paradigma baru Dari Bencana ke Manfaat;
(3) Organisasi FASI dapat mempertimbangkannya untuk menggunakan DZ Tanjung Lumpur secara rutin pada
agenda nasional atau internasional tahunan;
(4)
Pengunjung ‘wisatawan’
akan mulai berdatangan, sehingga menimbul dampak berganda (multiplier impact) bergulirnya ekonomi masyarakat setempat
(tansportasi lokal, penginapan alami tenda, makan-minum).
Ø Siapa pihak-pihak
yang akan dihubungi:
o Bpk. H. Hardi Susilo (Anggota DPR RI), Presiden Persatuan
Terjun Payung AVES (PTP AVES);
o Ir Bembi Huripto, Bappenas (Anggota AVES);
o Drs Evendi Soen (TV RI), Anggota AVES khusus peliput Film
Peterjunan dan Pencari Daerah Pendaratan Baru;
o FASI Pusat dan FASI Jatim/Surabaya melalui Ir. Buchari
Saleh (Pengurus Pusat dan Pendiri AVES);
o Palima Armada Timur, yang dapat mengerahkan Tim dan
fasilitas Heli (sudah disampaikan informal tetang kemungkinan kegiatan di
Tanjung Lumpur);
o Komandan Marinir (Mayjen. Mar. Afan) berkedudukan di Jakarta (atas info Bpk
Hardi Soesilo, selaku Peterjun Bebas, dan telah dihubungi LetJen Mar. Nono Sampoeno (Kolega KSA XI Lemhannas);
o Kepala Basarnas, sangat relevan dengan keberadaan Pulau Lumpur sebagai aset Pelatihan SDM
o Mayjen TNI Tono Suratman (Ass Ops Panglima TNI) mantan
alumni KSA XI dan
o Pangdam Brawijaya dan Polda Jatim (Dewan Pengarah BPLS),
peterjun.
o Dan lain-lain
PULAU LUMPUR DAN WANAMINA: SUB SISTEM PENANGGULANGAN LUSI MUD VOLCANO: Pulau Lumpur antara Impian dan Realita
PULAU LUMPUR DAN WANAMINA: SUB SISTEM PENANGGULANGAN LUSI MUD VOLCANO: Pulau Lumpur antara Impian dan Realita: Pulau Lumpur antara Impian dan Realita SERI PEMANTAUAN DAN EVALUASI BERKELANJUTAN SEJAK TAHUN 2008 Dikontribusikan oleh: Dr. Har...
LUSI 7 TAHUN, PANEN PERDANA IKAN DARI WANAMINA, PULAU LUMPUR, MUARA KALI PORONG
LUSI 7 TAHUN, PANEN PERDANA IKAN DARI WANAMINA, PULAU LUMPUR, MUARA KALI PORONG
Dikontribusikan Oleh: Dr. Hardi Prasetyo
Salah satu Saksi Sejarah, terbangunnya Pulau Lumpur dan Menciipi Hasil Panen Ikan Perdana dari WANAMINA
REKOR LOG BOOK BPLS: Hardi Prasetyo
1. Dengan Rubber Boat, pertama kalinya menjelajah sampai Laut Lepas, untuk menyongsong kedatangan Kapal Keruk Timah;
2. 1 Januari 2011, Naik Sepeda Ontel Rute Surabaya-Pos Pantau -Tlocor- Pulau Lumpur bagian timur finish di Dermaga Barat (Dijemput Lukman);
3. Melakukan Penjelajahan jalan kaki dari Dermaga (barat), Memegang dua Tiang di bagian paling timur - Kembali ke Dermaga Barat (Ditemani Bpk Artadji, Koramil Jabon);
4. Secara rutin (2008) melakukan Penjelajahan Perahu Karet (sebagai pilot) dari Injek Kali Porong sampai Ke Pulau Lumpur PP
Harapan dan Impian "Pulau Lumpur" dan WanaMina
Pulau Lumpur di Muara Kali Porong, merupakan bagian tidak terpisahkan dari keseluruhan Sistem Pengaliran Lumpur Ke Laut Melalui Kali Porong, dengan bagian hulu di PAT dan hilir di Selat Madura.
Arah Kebijakan Nasional:
(1) Menentukan Sistem Pengaliran Lumpur, bertumpu pada penggunaan energi bebas yang dimiliki Kali Porong dari hulu ke hilir;
(2) Kali Porong dari Hulu ke Hilir (muara) dilakukan normalisasi, guna memperlancar aliran lumpur dan menjegah terjadinya banjir;
(3) Dalam waktu yang pendek (minggu) memobilisasi 4 kapal keruk untuk membuka alur di muara, antara lain Kapal Keruk dari PT Timah di Bangka dan Belitung.
(4) Pulau lumpur merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem pengaliran lumpur ke Laut melalui Kali Porong, ke depan "dikembangkan" dengan memperhatikan aspek lingkungan, guna mendukung pengaliran lumpur dari dalam PAT;
Wanamina pada hakekatnya merupakan sistem terpadu terdiri dari: (1) Wana bermakna hutan bakau atau bakaunisasi; (2) Mina, budidaya perikanan, dan (3) Pemberdayaan masyarakat setempat dengan memperhatikan kearifan lokal.
BPLS dan Badan penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, bekerjasama dalam uji coba (proto-tipe) Wanamina, pasca terbentuknya Pulau Lumpur ~90 hektar dilanjutkan dengan program perlindungan fisik pulau dan penanaman bakau dengan hasil yang cukup menggembirakan.
Album foto "PANEN PERDANA IKAN DARI WANAMINA, PULAU LUMPUR, MUARA KALI PORONG" merekam suatu proses Impian menjadi kenyataan dan bukan sekedar Wacana.
Bahwa Wana dan Mina dapat tumbuh subur di Pulau Lumpur. Bahkan Ibu Frida kandidat Doktor terkejut, bahwa pertumbuhan bakau sangat luar biasa cepat.
Suatu warisan BPLS ke depan, guna mengemban amanah Kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan melakukan aktualisasi seperlunya.
Rangkaian Panen Perdana WanaMina
Pembagian untuk dibawa ke rumah agar keluarga juga merasakan hasil Perdana WanaMina dari Impian menjadi Realitas
Diposkan Yesterday oleh Lusi: Dari Bencana ke Manfaat
Langganan:
Postingan (Atom)